Sabtu, 28 Maret 2015

Teks Prosedur

Teks Prosedur

  1. Pengertian Teks Prosedur
    Teks yang menjelaskan langkah-langkah/tahap-tahap dalam membuat sesuatu karya.
  2. Struktur Teks Prosedur
    a. Tujuan 
        Berisi tujuan dibuatnya teks prosedur atau hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu langkah-langkah yang telah dirancang. Dalam penulisan teks prosedur, biasanya diberi pengantar agar terkesan lebih bagus, namun jika tidak diberi pengantar juga tidak apa-apa.
    b. Alat dan Bahan
        Berisi penjabaran dan penjelasan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan sesuatu pada teks prosedur.
    c. Langkah-Langkah
        Berisi cara yang harus dilakukan agar sesuatu yang akan dibuat sesuai rencana. Oleh karena itu, langkah-langkah teks prosedur tidak boleh diubah/diacak.
  3. Unsur Kebahasaan Teks Prosedur
    a. Antonim (Perlawanan Kata) 
    Contoh : besar >< kecil
                   tua >< muda
                   berat >< ringan
    kata yang memiliki antonim adalah kata sifat (dapat dibubuhi sangat di depannya). Kata benda tidak memiliki antonim
    contoh sendok >< garpu (salah!)
    b. Sinonim (Persamaan Kata)
    Contoh : Besar = agung, raya, mega, akbar
                   Hati = kalbu
                   Angin = bayu
                   Duka = nestapa, kesedihan, lara
                   Pelindung = tameng, perisai
    c. Kata bilangan 
    berdasarkan jenisnya, kata bilangan dibedakan menjadi 7, yaitu :

    namun yang akan kita pelajari pada teks prosedur hanyalah kata bilanganan tingkat yaitu pertama, kedua, ketiga,....dsb yang menyatakan langkah-langkah atau cara.
    d. Kalimat Perintah (Imperatif)
    Kalimat perintah ialah kalimat yang berfungsi untuk memerintah atau menyuruh untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya, kalimat perintah berakhiran -an atau -lah
    dan diakhiri dengan tanda seru (!)
    Contoh : Carilah buku yang bagus dan menarik!
                   Buatkan aku segelas susu!
                   Diamkan selama 1 jam!

Kamis, 05 Maret 2015

Teks Biografi: Liliyana Natsir

Liliyana Natsir
Liliyana Natsir atau lebih akrab disapa Butet atau Yana, merupakan atlet bulu tangkis Indonesia yang berketurunan Tionghoa-Manado. Ia lahir di Manado, pada tanggal 09 September 1985. Hari kelahirannya bertepatan dengan hari olahraga nasional. Liliyana Natsir merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya bernama Calista Natsir yang berprofesi sebagai dokter. Ayahnya yang berketurunan Mando bernama Beno Natsir dan ibunya yang masih keturunan Tionghoa bernama Olly Maramis (Auw Jin Chen)
Berawal dari kebiasaan Yana yang suka bermain bulu tangkis di depan rumahnya bersama kakak atau pembantunya. Melihat keseriusan dan keahlian yang dimiliki putrinya, sang ayah pun mendaftarkannya ke klub bulu tangkis yang ada di Manado, PB Pisok Manado. Aktivitas Yana pun penuh dengan latihan. Setiap hari ia selalu berlatih dan terus berlatih untuk menjadi yang terbaik. Walaupun ia baru saja masuk klub, ternyata kemampuannya lebih bagus dibanding mereka yang sudah masuk klub terlebih dahulu, itulah yang membuat Yana percaya diri. Setelah masuk klub tersebut, Yana lebih terasah lagi bakatnya, sehingga pada sebuah kejuaraan di Manado, Yana paling banyak menyumbang medali emas untuk klubnya.
Saat libur kelulusan sekolah dasar, Yana dan ibunya pergi ke Jakarta untuk berlibur disana. Saat di sana, dia tak hanya berlibur saja, namun juga mendaftarkan diri ke klub bulu tangkis di Jakarta. Ia masuk ke klub tersebut atas keinginannya sendiri dan juga dukunga kedua orang tuanya. Setelah ia dinyatakan lolos masuk ke klub tersebut ia merasa senang bercampur bingung. Ia bingung memilih melanjutkan pendidikan atau berkarier di bidang olahraga. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan pendidikannya dan memilih berkarier di bidang bulu tangkis. Memang, itu semua keputusan yang sangat berat dan harus ia tanggung resikonya.
Setelah memantapkan diri untuk menekuni bulu tangkis di Jakarta, hal itu membuatnya jauh dari keluarga dan teman-temannya yang berada di Manado. Yana sempat menangis ketika sangat rindu dan ingin kembali ke pangkuan orang tuannya. Namun, tekad yang kuat, motivasi, dan optimis untuk meraih prestasi yang membuatnya bertahan di Jakarta, hingga akhirnya ia diberi cuti. Dengan riang dan gembira ia mendengar kabar itu. Yana sudah tidak sabar ingin kembali ke kampung halaman yang telah ia tinggalkan selama 1 tahun.
Berkat kegigihan dan kerja keras serta raihan prestasi yang diperoleh Yana, membuatnya terpilih masuk pelatnas bulutangkis di Cipayung, Jakarta Timur, pada 2002. Tiada hari tanpa latihan, setiap hari Yana selalu latihan selama 7 jam di hall bulu tangkis Cipayung. Selama ia masuk pelatnas, banyak kejuaraan yang ia ikuti dan menangkan. Yana tidak hanya juara dalam ganda campuran saja, tetapi ia pernah juara dalam kategori ganda putri bersama partnernya yang bernama Vita Marisa.  Duetnya dengan Vita tidak berlangsung lama karena Vita memilih untuk keluar dari pelatnas. Setelah itu, ia terjun ke ganda campuran dengan Nova Widianto. Selama dengan Nova, mereka pernah tercatat dalam pemain bulu tangkis terbaik dunia. Dalam peringkat itu mereka menduduki posisi ke-2 dunia. Duet Yana dengan Nova juga tidak begitu lama karena Nova memilih untuk menggantungkan raketnya dengan alasan usia yang sudah lanjut. Partner Yana selanjutnya adalah Tontowi Ahmad yang masih bertahan hingga sekarang. Selama berpasangan dengan Tontowi Ahmad, banyak prestasi yang diraihnya. Salah satunya adalah All England. Mereka keluar menjadi juarai 1 dan bertahan selama 2 tahun kemudian.
Memang perjalanan kehidupan semua orang tidaklah selalu lurus dan dengan mudah kita melaluinya. Seperti kisah Liliyana Natsir yang sangat menginspirasi. Dimana dia yang awalnya manja sekarang telah menjadi altet bulu tangkis tingkat dunia. Semua itu tidak dengan mudah ia peroleh, tetapi dengan kerja keras dan kegigihannya menaklukkan tantangan yang ada. Hasil kerja kerasnya, sudah ia nikmati sekarang. Sekarang ia sudah membanggakan kedua orang tua dan keluarganya yang selalu memberi semangat kepadanya.